BUDAYA KHAS SULAWESI TENGAH


Tari Dero 

merupakan tarian yang berasal dari Suku Pamona.Bagi masyarakat Suku Pamona, tarian ini dilakukan sebagai bagian dari pesta adat, upacara adat, pesta panen raya, ungkapan rasa syukur, dan kebahagiaan masyarakat kepada Tuhan atas semua hal yang telah diberikan kepada mereka.Selain sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, masyarakat Suku Pamona juga menganggap bahwa tarian Dero merupakan wujud kerukunan dan persahabatan serta sebagai kesempatan untuk mencari pasangan hidup. Tarian ini juga dianggap sebagai pemersatu masyarakat Suku Pamona karena dalam tarian ini semua orang dari berbagai latar belakang baik miskin maupun kaya adalah sama.

Hasil gambar untuk tari Dero

Pada gerakan tarian Dero, semua orang harus saling berpegangan tangan dan bergoyang. Namun, tarian yang sebenarnya tidak saling berpegangan tangan. Tradisi berpegangan tangan sendiri berawal dari zaman penjajahan Jepang sebagai hiburan mereka. Pada awalnya tarian Dero hanya dilakukan di dalam Lobo yang merupakan pusat ibadah masyarakat Suku Pamona sebelum masuk agama Kristen. Mulanya, tarian Dero dilakukan ketika pasukan perang pulang dari Pengayauan (penggal kepala). Hal ini dilakukan karena kepercayaan masyarakat Suku Pamona yaitu apabila terjadi musibah seperti panen gagal atau ada anggota masyarakat yang meninggal, maka mereka harus mencari tengkorak kepala manusia sebagai penolak Bala (pembawa sial), lalu tengkorak yang didapatkan dari hasil Pengayauan diletakan di tengah Lobo, lalu ditarikan oleh masyarakat secara melingkar dengan sebuah gerakan tarian yang disebut Dero.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUDAYA KHAS DARI NEGARA BELANDA

BUDAYA KHAS DARI NEGARA NORWEGIA

BUDAYA KHAS DARI NEGARA RUSIA